Kamis, 30 April 2009

iNILAH AKU

Sebelumnya saya pengen memperkenalkan diri sama semua yang ngunjngin blog yang penuh kekurangan ini. Nami kulo Moch. Zaenal yang sering dipanggil Zae....! Saya pelajar Indonesia yang berburu ilmu di SMA NEGERI 2 SIDOARJO. Asal anda tahu, Islam ia my way, the way of all people in the world. Dan jangan lupa, kita adalah satu bangsa, satu tanah air, satu darah, yaitu INDONESIA!!!!! Salam cerdas! salam jujur! salam super!

Boeat kamoe-kamoe yang pengen menulis apapun dech tentang dunia kamoe, kupersilahkan boeat gabung di blog moza-sekawan.blogspot.com. Caranya kirim aja curhat kamou itu ke z.moch@yahoo.co.id, apalagi kalo kamu itu pengen ngaspirasi'in suara rakyat, ini blog siap buat jadi DPR-nya. Suara loe bakal di sampein ke pemerintah.

mau lanjut...?

Jumat, 24 April 2009

Cagar Budaya dalam bayang-bayang Bencana..!






Selamat datang di kabupaten Sidoarjo, kota dengan sejuta pesona. Jika anda memilih Sidoarjo sebagai tempat berlibur, anda telah memilih tempat yang tepat.
Nama Sidoarjo memang sudah ada sejak tahun 1859, namun tidak semua orang mengena
l tempat ini, apalagi mengunjunginya. Namun semua itu berubah semenjak tahun 2006, ketika sebuah kejadian luar biasa terjadi disini. Semburan lumpur panas akibat pengeboran minyak bumi di daerah Porong Sidoarjo telah mengundang banyak media massa untuk meliput.
Ketika baru terjadi, hampir setiap penayangan berita di setiap stasiun TV turut mempromosikan tentang kabupaten Sidoarjo. Hingga suatu ketika saya mengunjungi tempat terjadi semburan, saya mendapati banyak kendaraan-kendaraan termasuk Bus-bus kota yang mampir di sana. ketika saya ketahui, ternyata yan
g datang adalah dari berbagai daerah di JawaTimur, bahkan dari luarJawaTimur.
Saya sebagai masyarakat Sidoarjo merasa bangga, sekaligus merana melihat Sidoarjo yang sekarang begitu terkenalnya dengan suatu bencana yang hingga detik ini belum berhenti.

Menginjak tahun 2007, pemerintah semakin dibingungkan dengan adanya korban yang kehilangan tempat tinggalnya. Ketika luapan lumpur telah memasuki wilayah Tanggulangin dan merendam ratusan rumah penduduk. Pasar baru porong yang sedianya akan digunakan sebagai tempat perdagangan, terpaksa menjadi gudang pengungsian. Unjuk rasa terjadi dimana-mana. Para korban menuntut ganti rugi atas harta mereka yang telah hilang.

style="color: rgb(255, 204, 102);" class="fullpost">Akhirnya, Presiden RI turun tangan. Bapak Susilo Bambang Yudoyono mendorong agar pihak Lapindo segera mengganti kerugian warga. Ini merupakan suatu kebijakan yang sangat menggembirakan bagi korban lumpur. Sempat diolor-olor karena berbagai alasan, akhirnya ganti rugi itu terealisasi walaupun bertahap.

Desember 2008, pihak Lapindo menjanjikan ganti rugi sebesar Rp 15 Juta/keluarga/bulan.

Jika anda berada di daerah semburan lumpur Lapindo, cobalah untuk menuju arah barat laut. Dua kilometer dari tempa
t tersebut terdapat suatu peninggalan dari kerajaan terbesar di Asia Tenggara, Majapahit. Candi Pari adalah namanya. Salah satu cagar budaya yang dimiliki kabupaten Sidoarjo. Mungkin seringkali masyarakat hanya mengenal candi pari dari teks-teks pelajaran di bangku sekolah. Namun bagaimanakah ia berdiri kokoh...? Cobalah untuk mengunjungi Kabupaten Sidoarjo.

Menurut terjemahan laporan J. Knebel dalam “Repporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera1905-1906 yang dimuat dalam buku “Sedjarah Kabupaten Sidoardjo” yang disusun oleh Panitia Penggali Sejarah Kabupaten Sidoarjo, tahun 1969/1970, Candi Pari dan Candi Sumur dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu.

Lokasi Candi Sumur ini hanya berjarak +/- 100 meter dari Candi Pari. Berbeda dengan Candi Pari yang memiliki ukuran jauh lebih besar dan boleh dibilang berhasil direnovasi ulang, Candi Sumur tidaklah demikian. Ukuran Candi ini lebih kecil kira-kira hanya setengah dari Candi Pari dan hanya berhasil dipugar separuhnya saja. Tak heran ketika pertama kali melihat candi ini timbul tanda tanya akan bentuknya yang aneh tersebut. Sisi dinding yang tegak hanyalah sebagian saja yang tentunya hal ini rawan terhadap runtuhnya bangunan tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Untuk menghindari dari runtuhnya bagian tersebut pada bagian dalam dibangun kerangka dari semen yang berfungsi sebagai penopang dan pengikat susunan badan candi yang masih ada. Kemungkinan besar tidak diketemukannya sisa-sisa batu pembentuk dinding candi, dan tidak adanya informasi yang bisa dijadikan sebagai referensi bentuk asal dari candi tersebut menyebabkan Candi Sumur ini direnovasi seperti apa yang bisa kita lihat sekarang.

Candi Sumur ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Pari, dan seperti halnya Candi Pari, Candi Sumur juga terbentuk dari susunan batu bata merah bukan dari batu andesit yang umumnya kita jumpai pada candi-candi lain. Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang mendhias dinding atau kaki candi. Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi. Anak tangga ini cukup "curam" dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya, sehingga perlu perhatian extra bila pengunjung ingin menaikinya dikarenakan bata penyusun anak tangga atau tempat berpijak kaki itu sendiri tidak tersusun rata dan rapi. Memang, meskipun Candi Sumur tampak jelas telah mengalami renovasi, namun batu-batu penyusun candi nampak belum diatur dengan rapi dan ditambah dengan batu-batu pengganti untuk sisi-sisi yang hilang. Bentuk candi yang berhasil direnovasi juga belum mampu memberikan gambaran secara lebih jelas dan pasti akan lekuk-lekuk badan dan sudut-sudut candi. Kajian ulang terhadap arsitektur bangunan Candi Sumur ini nampaknya perlu dilakukan secara lebih terperinci lagi, sehingga bagian-bagian yang berongga dari dinding candi bisa diisi dengan batu-batu pengganti yang nantinya akan memperjelas bentuk badan candi, seperti apa yang tengah dilakuakn terhadapa situs Batujaya - Karawang, Jawa Barat.


Anak tangga yang tanpa memiliki dinding/pegangan dibagian sisinya. Tampak jelas bahwa batu penyusun anak tangga tidak tersusun secara rapi, masih banyak terdapat bagian-bagian yang hilang sehingga memerlukan perhatian ekstra bila ingin menaikinya


Mungkin dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan Candi Pari dan memiliki ukuran yang lebih kecil, di lokasi Candi Sumur tidak terdapat pos penjaga yang biasa dipakai sebagai tempat menyimpan sisa-sisa bangunan candi maupun petugas/juru kunci candi. Sayang sekali saat saya menuju lokasi ini petugas yang biasa memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan candi, tidak sedang berada ditempat. Hanya ada seorang penduduk setempat yang menemani dan berusaha memberikan informasi yang dia ketahui. Informasi yang coba saya gali dari situs-situs di internet juga tidak ada yang mampu memberikan informasi lebih banyak tentang asal usul Candi Sumur ini, semua informasi yang ada hanya berkaitan dengan Candi Pari, dan tampaknya Candi Sumur memang lebih bersifat suplement/tamabahan dari keberadaan Candi Pari. ( wikipedia.org) Candi Pari memiliki nilai seni yang luar biasa, nilai sejarah yang fenomenal karena merupakan salah satu jejak sejarah dari kerajaan Majapahit yang legendaris. Tidak pantaskah jika candi ini dijadikan sebagai objek wisata yang ramai pengunjung...?

Namun saat ini Candi Pari sedang dalam ancaman bencana lumpur Lapindo. Beberapa hari yang lalu beberapa anggota teman saya melaksanakan tugas sejarah. Mereka mengunjungi Candi Pari. Setelah melakukan wawancara dengan juru kunci candi, teman-teman saya bercerita, bahwa di Candi Pari suasananya tidak menunjukkan sebagai sebuah tempat yang penting. Keberadaan Candi Pari seperti dianggap oleh warga setempat sebagai bangunan biasa." Sepi pengunjung "itulah yang mereka ungkapkan.







mau lanjut...?

Senin, 20 April 2009

Ujian Nasional itu PENTING ?


Mungkin anda akan menyaksikan kening mengkerut, mata melotot, keringat menetes, dan napas keluar masuk hidung dengan sedikit kasar ketika masa balajar memasuki tahap akhir. Bagi mereka pelajar kelas 6 SD, 3 SMP, dan 3 SMA masa ketika itu adalah masa perang badar. Telah lama mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi perang akbar berskala nasional ini.

Ujian nasional adalah suatu tahap terakhir bagi semua pelajar yang berada di kelas teratas pada setiap jenjang(SD,SMP,SMA). Dalam tahap ini mereka akan menentukan nasib mereka masing-masing, setelah kurang lebih 3 tahun meninba ilmu. Lama waktu ujian berbeda-beda. Ada yang 3 hari, 5 hari, dan 6 hari. Jika dalam mengerjakan soal-soal selama waktu tersebut, hasilnya memenuhi nilai ketuntasan minimum yang ditetapkan pemerintah, maka mereka dapat melanjutkan studinya ke jenjang berikutnya. Namun jika tidak, mereka harus rela mengulang studinya selama 1 tahun lagi.
mau lanjut...?

Minggu, 19 April 2009

Sebuah Taruhan



Dalam sebuah stasiun radio di daerah Surabaya, sempat ada wawancara antara penyiar sama seorang wali murid" Anak saya dikasih bocoran jawaban sama gurunya......," WoooiiiiH! jangan bilang-bilang donk kalau anak panjenengan dikasih bocoran sama gurunya...! Bisa ditangkap polisi lhoo!!!!

Ini bukan suatu kebohongan, tapi nyata. Suatu pengakuan dari seorang wali murid yang anaknya sekolah di Surabaya. Kita tak tahu apakah selain ibu tadi masih banyak orang tua murid yang tahu tentang bocornya jawaban UNAS. Tapi yang jelas peristiwa diatas sudah menjadi indikator akan bejatnya dunia pendidikan kita.

Memang tujuan pemerintah mengadakan ujian nasional adalah untuk menentukan kelulusan siswa, namun kalau guru + muridnya kerjasama buat ngerjain soalnya, bukan ujian namanya. Itu malah ngerugiin murid, guru, orang tua, dan terutama bangsa Indonesia.

Lha wong ndak jujur...apa bisa jadi pelajar hebat? Mungkin nilainya memuaskan tapi hatinya mengecewakan. Memang menjadi sebuah taruhan bagi murid, orang tua, dan guru jika sampai mereka gagal dalam mengerjakan soal-soal UNAS, terpaksa biaya dan tenaga harus kembali dikeluarkan selama 3 tahun lagi di jenjang yang sama.

Tapi masak harus mempertaruhkan kejujuran sich....?

mau lanjut...?

Sabtu, 18 April 2009

Terus Mesti Gimana...?


Bukan jaminan bagi siswa yang mampu menjawab soal ujian nasional berarti sudah menguasai materi-materi yang diajarkan selama 3 tahun. Apalagi jawaban bisa datang dari mana saja. Kejujuran menjadi taruhan, apapun dihalalkan demi reputasi. Budaya mencontek telah diajarkan sejak dini. Kalau sudah begini mau bagaimana lagi...?

Mungkin "jalan Pintas" menjadi pilihan yang dianggap tepat tepat, mengingat hasil try out yang mengecewakan. Kalau sampai sebagian besar siswa tidak lulus..., bisa berabe...! nanti bisa merugikan orang tua, pihak sekolah, dan siswa itu sendiri.

kabar gembira....! Mulai 2009 sekolah gratis.
Ya untuk SD dan SMP. Mungkin kalu harus mengulang setahun lagi masih bisa , kan gratis. Lha yang SMA bagaimana...?

Masalah tidak hanya berhenti sampai disini. banyak terjadi kasus tahun lalu, siswa yang tidak lulus depresi karena tidak lulus. Kabarnya sampai ada yang bunuh diri...! Sungguh tragis.

Kalau begitu harus bagaimana dong pak ....?

mau lanjut...?

Jumat, 17 April 2009

Suara rakyat


Cobalah anda tanyakan pada sebagian masyarakat, orang tua murid, guru, dan pelajar, apakah unas dengan fungsi seperti saat ini sudah cocok. Saya tidak berani coment, silahkan anda tebak sendiri atau coba survey sendiri.

Banyak teman saya, guru saya, dan tetangga saya berucap;" Kasihan yang tidak lulus...!" memang beginilah pak pemerintah, anda harus membuat solusi lagi, supaya rakyat tidak mengeluh.

Pemilihan Legislatif telah terlaksana, dan sekarang andalah DPR-nya. Mohon dipertimbangkan lagi masalah Ujian Nasional ini.
mau lanjut...?

Kamis, 16 April 2009

Fakta saat ujian


Sempat ditayangkan dalam sebuah acara berita sore di salah satu TV swasta, siswi SMA mencontek dalam Ujian Nasional. Hal ini diketahui karena dalam kelas telah dipasang sebuah kamera untuk mengawasi, sedangkan siswi itu sendiri tidak menyadarinya.


Ada juga sekolah yang sudah bertaraf Internasional di Bogor mengawasi ujian di sekolahnya dengan memasang kamera CCTV di setiap kelas. Kasih acungan jempol buat mereka yang jujur...!

Tapi yang sempat membuat geger, yaitu tersebarnya isu tentang adanya lembar jawaban palsu...........? Aduuuh.

Sudah semestinya pihak penyelenggara Ujian Nasional lebih memperhatikan standar kelulusan yang ada. maksudnya adalah, bagimana semestinya siswa itu lulus, apakah hanya dengan nilai saja yang ditulis di selembar kertas, ataukah juga dibarengi dengan perbaikan moral.


Dalam sebuah buku yang berjudul Remaja Gaul Kebablasan, terdapat suatu uraian. Remaja saat ini cenderung kepada hal yang instan. Menurut Dr. Kartini Kartono, akar permasalahn dari masalah ini adalah karena krisis moral atau krisis akhlakul karimah dalam jiwa remaja masa kini. betapa tidak, waktu mereka untuk belajar agama sangat sempit digeser oleh berbagai jenis hiburan dan tayangan acara televisi yang menghabiskan waktu dengan materi yang tidak mendidik.

hal itu labih diperparah lagi dengan dikuranginya jam pendidikan agama disekolah-sekolah umum, dasar dan menengah ( SD,SMP,dan SMA ), dari empat jam pelajaran menjadi dua jam pelajaran perminggu. itu juga kalau guru agamanya ada, karena akhir-akhir ini disinyalir banyak sekolah yang tidak memiliki guru agama.

Banyak orang pintar di negeri tercinta ini, namun sudah sangat langka akan adanya manusia-manusia yang berhati mulia. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan akan peningkatan moral yang lebih utama dari pada selembar kertas berisi nilai yang belum tentu hasilnya sendiri.

Bangsa Indonesia memiliki banyak orang yang bisa membangun masjid, tapi hanya sedikit manusia Indonesia yang bisa mengembangkan dan memberdayakan masjid.

Hari ini tanggal 2 Mei 2009, jika anda menyaksikan berita siang di salah satu stasiun TV swasta maka anda akan melihat sendiri bagaimana peran ujian nasional dalam memenuhi standar kelulusan para pelajar bangsa tercinta ini.
Ya, hari ini adalah HARDIKNAS atau Hari Pendidikan Nasional, dimana kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga dengan hari bersejarah ini. Kita sudah diberi karunia oleh Allah SWT untuk membangun bangsa dengan potensi yang sangat besar ini. Bapak Prof. DR. Bambang Sudibyo MBA selaku menteri pendidikan nasional dalam upacara menyampaikan tentang apa saja yang telah dicapai oleh bangsa kita. Begitu banyak yang disampaikan, khususnya tentang bagaimana pendidikan Indonesia yang semakin lama semakin membaik. Pemerintah telah membangun ribuan gedung sekolah baru, taman baca, merenovasi puluhan ribu kelas, menuntaskan wajib beljar 9 tahun, membebaskan biaya pendidikan untuk SD dan SMP Negeri, Masuknya beberapa Universitas di bangsa tercinta ini sebagai bagian dari 500 universitas terbaik dunia.


Semua itu sangat membanggakan hati kita sebagai bangsa Indonesia. Namun kembali lagi kepada Ujian Nasioanal, dalam berita siang itu diperlihatkan akan buruknya kualitas pendidikan di Indonesia jika di lihat dari pelaksanaan ujian nasional. Anggota Reporter berita TV swasta tersebut menyamar menjadi seorang siswa di sekolah di Jakarta Pusat. Ternyata dari penyamaran reporter tersebut diketahui bahwa telah marak modus pembelian jawaban. Ya, kunci jawaban ujian nasional telah diperdagangkan di sekolah tersebut. Bagaimana ini bisa terjadi? Ternyata setiap siswa yang membeli jawaban rata-rata mengeluarkan uang sebesar 200 ribu rupiah. Sang Reporter juga ikut membayar demi terkuaknya kebusukan ini. Akhirnya diketahuilah, bahwa yang menjadi penjual dari jawaban itu adalah salah satu dari alumni sekolah tersebut. Para siswa yang membeli jawaban dikoordinir oleh seorang temannya. Pada waktu ujian nasional, jawaban telah disebarkan oleh si kordinator kepada seluruh siswa yang membeli jawaban, tepatnya 30 menit sebelum ujian dimulai.

Dari wawancara yang dilakukan, para siswa mengaku bahwa itu semua mereka lakukan karena sulitnya ujian nasional, mereka tidak mau gagal dalam ujian tersebut karena teruhannya adalah tidak lulus. Mereka khawatir kalau nanti gara-gara beberapa hari saja mereka tidak lulus, padahal sudah 3 tahun menuntut ilmu disana.

namun ada juga yang mengaku sedikit takut karena merasa menghianati orang tua. Sungguh ironis, pada hari yang sangat bersejarah ini dimana generasi penerus bangsa diharapkan mampu mambawa bangsa tercinta ini lebih baik. Namun pada kenyataanya, KEJUJURAN MASIH MENJADI TARUHAN!!!!!!

mau lanjut...?

SEBUAH TARUHAN © 2008 Template by:
SkinCorner